Semikonduktor adalah suatu bahan
yang banyak dipakai dalam pembuatan komponen dasar elektronika, seperti Dioda,
Transistor, JFET, MOSFET sampai pada IC (Integrated Circuits). Bahan Silikon
dan Germanium yang paling banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronika
karena lebih stabil pada suhu tinggi.
Atom adalah partikel yang sangat kecil dan terdiri atas proton, elektron serta neutron.Tahun 1911, Rutherford melakukan percobaan dan menghasilkan bahwa sebagian besar masa atom dan semua muatan positif berkumpul pada inti atom (di tengah-tengah atom). Atom terdiri atas nukleus (proton dan neutron) dengan elektron-elektron yang bergerak di sekitas nukleus yang menyerupai sistem tata surya. Dalam konvensi ditetapkan elektron bermuatan negatif, proton bermuatan positif dan neutron tidak bermuatan. Tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan bahwa Elektron-elektron dari suatu atom tersusun atas beberapa kulit atau orbit yang berada pada jarak yang berbeda dari inti atom. Masing-masing orbit mempunyai tingkat energi yang mana semakin tinggi orbit maka makin tinggi energinya. Model Bohr menyatakan orbit atom dengan penamaan mulai huruf K sampai Q.
Pada suhu nol mutlak atau -273 °C, bahan semikonduktor murni benar-benar merupakan isolator karena semua elektron valensi terikat erat pada tempatnya. Elektron valensi adalah elektron-elektron yang terletak di kulit (orbit) terluar sebuah unsur. Atom boron mempunyai elektron valensi 3, silikon memiliki elektron valensi 4, fosfor mempunyai elektron valensi 5, dan seterusnya. Agar konduktivitasnya baik, maka bahan semikonduktor dicampur dengan bahan lain (doping), seperti boron, arsenikum, galium, fosfor, dan lain-lain. Bahan-bahan yang bervalensi 3 (trivalen) berfungsi membentuk bahan tipe P (bahan yang kekurangan elektron). Sedangkan bahan-bahan yang bervalensi 5 (pentavalen) berfungsi membentuk bahan tipe N (bahan yang kelebihan elektron). Contoh : Jika sebuah silikon didoping dengan fosfor atau arsenikum maka bahannya disebut bahan semikonduktor tipe N karena memiliki muatan listrik negatif. Sedangkan jika didoping dengan boron atau galium maka bahannya disebut bahan semikonduktor tipe P karena memiliki muatan listrik positif.
Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronika, karena sifatnya :
a. Lebih stabil pada suhu tinggi,
b. Silikon (0,6 V) lebih banyak digunakan dari pada Germanium (0,3 V).
c. Jumlah elektron silikon adalah 14 seperti gambar 3 sedangkan germanium 32.
d. Memiliki elektron valensi yang sama, yaitu 4.
b. Silikon (0,6 V) lebih banyak digunakan dari pada Germanium (0,3 V).
c. Jumlah elektron silikon adalah 14 seperti gambar 3 sedangkan germanium 32.
d. Memiliki elektron valensi yang sama, yaitu 4.
Angka +14 yang terletak pada inti
atom silikon menyatakan jumlah muatan positif proton yang berfungsi mengimbangi
muatan negatif elektron-elektron sehingga atom dalam keadaan netral. Gambar 4
adalah struktur atom silikon dengan empat elektro valensi dan +4 yang artinya 4
muatan positif proton.
Kulit terluar dari suatu atom selalu
berupaya mempunyai jumlah elektron 8. Setiap atom selalu berusaha memperoleh
konfigurasi atom-atom gas mulia seperti neon, krypton, dan sebagainya yang
telah memiliki 8 elektron. Oleh karena itu, kumpulan atom silikon akan menarik
empat elektron dari empat atom tetangganya sehingga membentuk kristal seperti
gambar 5. Kristal adalah susunan atom yang membentuk suatu pola ikatan yang
teratur (ikatan kovalen) dan membentuk diri menjadi benda padat.
Beberapa ikatan kovalen akan pecah
karena pengaruh panas.. Semakin tinggi suhu mengenai ikatan kovalen maka
semakin banyak ikatan kovalen yang pecah sehingga menghasilkan elektron bebas.
Energi yang dapat memecahkan ikatan kovalen sehingga menghasilkan elektron
bebas disebut energi gap (Eg). Adapun hubungan antara elektro dan kulit orbit
adalah seperti gambar 6.
Hukum dasar hubungan antara elektron
dan kulit orbit:
1. Elektron tidak dapat berada
antara dua kulit orbit.
2. Elektron-elektron pada suatu
kulit orbit punya suatu rentang tenaga.
3. Elektron perlu cukup tenaga untuk
melompat ke kulit orbit yang lain.
Apabila ikatan kovelen pecah maka
akan mengakibatkan lepasnya elektron yang disebut elektron bebas. Elektron
bebas ini meninggalkan tempatnya semula sehingga ruang itu menjadi kosong yang
disebut hole atau lubang seperti gambar 7.
Pada suhu 0K tidak ada elektro yang
lepas atau berpindah dari bidang valensi ke bidang konduksi dan bila suhu
dinaikkan maka dengan EG yang cukup dapat membuat elektron berpindah dari
bidang valensi ke bidang konduksi seperti gambar 8 dan gambar 9.
Arah aliran elektron seperti gambar
10 maka kebalikannya akan membuat arah aliran hole.
4. Semikonduktor jenis n
Gambar 11 menunjukkan bahan
semikonduktor jenis n dimana diperoleh dengan cara doping dengan atom asing
bervalensi 5 seperti Fosfor .
Pada semikonduktor jenis n
terbentuknya elektron disertai terbentuknya ion positif yang tidak dapat
bergerak seperti ditunjukkan gamabr 12 diatas.
Gambar 13 menunjukkan bahan semikonduktor tipe p dimana diperoleh dengan doping atom asing bervalensi 3, seperti Boron (B) atau Galium (Ga).
Pada semikonduktor jenis p
terbentuknya hole disertai terbentuknya ion negatif yang tidak dapat bergerak
seperti ditunjukkan gambar 14 diatas.
Konduktivitas bahan semikonduktor terletak di antara
konduktor (penghantar listrik ) dan isolator (tidak menghantarkan listrik).
Jika ada sejumlah besar elektron pada salah satu tempat pada suatu bahan, sedang
pada tempat lain hanya terdapat sedikit elektron, maka elektron-elektron akan
mengalir dari tempat yang padat ke tempat yang sedikit sampai tercapainya suatu
keseimbangan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Boylestad,
R. and Nashelsky, L., 1999, “Electronic Devices and Circuit Theory”, Prentice Hall, New
Jersey.
2.
Hayt,
W. H. and Neudeck, G. W., “Electronic
Circuit Analysis and Design”, Houghton Mifflin Company, Boston.
3.
Coughlin,
R. F. and Driscoll F. F., 1985, “Operational
Amplifiers and Linear Integrated Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
4.
Paynter,
R. T.,1997, ”Introductory Electronic
Devices and Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
5.
Malvino, 1985, “
Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor: Pangantar Transistor dan Rangkaian
Terpadu”, Penerbit Erlangga.
6.
Mike Tooley, 2002, “
Rangkain Elektronika: Prinsip dan Aplikasi”, Penerbit Erlangga
7. Darwison, 2008, “Diktat Elektronika Analog”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
8. Darwison, 2010, “Diktat Dasar Elektronika”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
9.
Darwison, 2010, “Panduan Praktikum Dasar Elektronika Digital”, Teknik Elektro
– Unand, Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar