1. Pendahuluan
Ada 3 macam konfigurasi rangkaian dasar transistor, yaitu:
1.1 Common Emitter yaitu memakai bersama kaki
emitter untuk input dan output seperti gambar 155.
1.2. Common Collector (Emitter Follower) yaitu memakai kaki collector untuk input dan output seperti gambar 156.
1.3. Common base yaitu memakai bersama kaki base untuk input dan output seperti gambar 157.
Ketiga konfigurasi tersebut dapat dioperasikan pada semua frekuensi tetapi
dalam prakteknya akan mengalami perubahan respon output sehingga dalam
penjelasan berikut dibahas pengaruh frekuensi pada rangkaian transistor yang dikelompokkan
dalam tiga kelompok yaitu:
1. Pada frekuensi rendah, menghasilkan reaktansi kapasitor menjadi cukup besar
sehingga ada tegangan
yang cukup berarti pada C.
2. Pada frekuensi menengah, menghasilkan reaktansi kapasitor menjadi cukup
kecil atau dianggap short circuit.
3. Pada frekuensi tinggi, sama seperti pada frekuensi menengah yang menghasilkan
reaktansi kapasitor menjadi kecil atau dianggap short circuit.
2. Penguat satu tingkat
pada frekuensi menengah (mid-freq.)
2.1 Common Emitter
(CE) Amp.
Adapun rangkaian CE Amp. adalah seperti pada gambar 159.
Adapun rangkaian
ekivalen hybrid л untuk CE Amplifier
adalah seperti pada gambar 160.
Dari rangkaian ekivalen diatas dapat diturunkan rumus-rumus sebagai
berikut.
2.2 Common Collector(CC)
Amp.
Adapun rangkaian CC Amp. adalah seperti pada gambar 161.
Adapun rangkaian
ekivalen hybrid л untuk CC Amplifier
adalah seperti pada gambar 162.
sehingga
Untuk mencari Impedansi
output Zo maka rangkaian ekivalen hybrid л menjadi seperti gambar 163.
2.3 Common Base (CB)
Amp.
Adapun rangkaian CB Amp. adalah seperti pada
gambar 164. Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л untuk CB Amplifier adalah seperti pada gambar
165.
Untuk ketiga
konfigurasi ini akan menghasilkan nilai Impendansi input (Zi) dan Impendansi
output (Zo) sebagai berikut:
1.
CE Amp. à Zi > (besar), Z0
> (besar)
2. CB Amp. à Zi < (kecil) ,
Z0 >(besar)
3. CC Amp. à Zi >(besar),
Z0 <(kecil)
3. Penguat satu tingkat pada frekuensi rendah
Adapun respon amplifier pada frekuensi rendah adalah seperti gambar 168.
Dari penguatan H(s) = AVS(s)=Vo(s)/Vs(s)
Dimana,
s = jw àHdB = 20 log|H(s)|s=jw
dB = 10 log (P2/P1)
à P = Power
P1 = V12/R1
P2 = V22/R2
Maka
dB = 10 log (V22/R2/
V12/R1)
à R1 = R2
H(s) = AVS(s), AVi(s), AI(s),
AP(s)
·
|H(s)| = 1 à20 log 1 = 0 dB
·
|H(s)| = 2 à20 log 2 = 6 dB
·
|H(s)| = 10 à20 log 10 = 20 dB
·
|H(s)| = 10n à20 log 10n = 20 * n dB
3.1 Common Emitter
Amplifier
Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л pada frekuensi rendah
untuk CE Amp. adalah seperti gambar 170.
dalam pembahansan ini dibuat 3 analisis seperti penjelasan berikut.
11.
C1 bekerja
dan C2 & CE adalah short circuit, maka rangkaian
ekivalen menjadi seperti gambar 171.
2.
C2 bekerja
dan C1 & CE adalah short circuit, maka rangkaian
ekivalen menjadi seperti gambar 172.
3.
CE bekerja
dan C1 & C2 adalah short circuit, maka rangkaian
ekivalen menjadi seperti gambar 173 dan 174.
3.2 Common Collector
Amplifier
Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л CC Amp. adalah seperti
gambar 178.
Cara yang sama seperti uraian CE Amp. dilakukan di CC Amp. untuk mencari wc1
dan wc2.
1. C1 bekerja dan C2 adalah short circuit, maka
rangkaian ekivalen menjadi seperti gambar 179.
3.3 Common Base Amplifier
Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л CB Amp. adalah seperti
gambar 181.
Cara yang sama seperti uraian CE Amp. dilakukan di CB Amp. untuk mencari wc1,
wc2 dan wc .
1. C1 bekerja dan C2 & C adalah short circuit, maka
rangkaian ekivalen menjadi seperti gambar 182.
2. C2 bekerja dan C1 & C adalah short circuit, maka
rangkaian ekivalen menjadi seperti gambar 183.
3.
C bekerja dan C1
& C2 adalah short circuit, maka rangkaian ekivalen menjadi
seperti gambar 184.
4. Penguat satu tingkat
pada frekuensi tinggi
Pada frekuensi menengah reaktansi dari kapasitor-kapasitor blocking,
coupling dan bypass diabaikan terhadap tahanan luar.Pada frekuensi tinggi akan menghasilkan kapasitor junction yaitu Cл dan Cµ serta resistansi rx
untuk transistor bipolar seperti terlihat pada gambar 185.
4.1 Common Emitter
Amplifier
Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л CE Amp. adalah seperti
gambar 186.
Untuk mencari Vo maka rangkaian ekivalen disederhanakan lebih dahulu dengan
metoda thevenin, seperti gambar 187.
4.2 Common Base
Amplifier
Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л CB Amp. adalah seperti
gambar 190.
Untuk mencari impedansi input Zi, gunakan rangkaian ekivalen hybrid л pada
gambar 191.
4.3 Common Collector
Amplifier
Adapun rangkaian dan rangkaian ekivalen hybrid л CC Amp. adalah seperti
gambar 192.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Boylestad,
R. and Nashelsky, L., 1999, “Electronic Devices and Circuit Theory”, Prentice Hall, New
Jersey.
2.
Hayt,
W. H. and Neudeck, G. W., “Electronic
Circuit Analysis and Design”, Houghton Mifflin Company, Boston.
3.
Coughlin,
R. F. and Driscoll F. F., 1985, “Operational
Amplifiers and Linear Integrated Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
4.
Paynter,
R. T.,1997, ”Introductory Electronic
Devices and Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
5.
Malvino, 1985, “
Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor: Pangantar Transistor dan Rangkaian
Terpadu”, Penerbit Erlangga.
6.
Mike Tooley, 2002, “
Rangkain Elektronika: Prinsip dan Aplikasi”, Penerbit Erlangga
7. Darwison, 2008, “Diktat Elektronika Analog”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
8. Darwison, 2010, “Diktat Dasar Elektronika”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
9.
Darwison, 2010, “Panduan Praktikum Dasar Elektronika Digital”, Teknik Elektro
– Unand, Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar