1. Pendahuluan
Filter adalah suatu rangkaian yang dapat melewatkan sinyal input dengan lebar pita frekuensi tertentu (Bandpass) dan melemahkan sinyal input pada lebar pita frekuensi lainnya (Bandstop). Adapun respon ideal filter ACL vs w seperti pada gambar 217.
Ada
beberapa metoda yang dapat dijadikan rujukan dalam merancang filter dan salah
satunya adalah dengan memakai metoda butterworth
filter.
2. Low Pass
Filter (LPF)[kembali]adalah rangkaian yang dapat melewatkan frekuensi dibawah frekuensi cut-off (wc). Rangkaian Low Pass Filter ada 3 macam yang masing-masing rangkaian berbeda dalam hal kemiringan responnya seperti gambar 218.
2.1
LPF -20 dB/dec
Adapun rangkaian LPF -20dB/dec adalah seperti
pada gambar 219. Dari rangkaian terlihat bahwa sinyal input diparalelkan dengan
kapasitor C sehingga sinyal input yang berfrekuensi dibawah frekuensi cut-off
akan dilewatkan dan sebaliknya diatas frekuensi cut-off akan digroundkan.
Apabila sinyal yang lewat di kapasitor semakin besar frekuensinya maka
kapasitansi kapasitor semakin kecil dan sesuai dengan rumus kapasitor terhadap
frekuensi seperti berikut
Berikut, variasi nilai w
terhadap nilai wc yang ditunjukkan pada tabel 3.
2.2
LPF -40 dB/dec
Adapun rangkaian LPF -40dB/dec adalah seperti pada gambar
221.
Untuk menurunkan
rumus ACL –nya maka tentukan dahulu tegangan di titik A dan tegangan di titik B.
Dimana ACL
dibuat menjadi
Variasi nilai w terhadap
nilai wc yang ditunjukkan pada tabel 4.
2.3
LPF -60 dB/dec
Rangkaian LPF
-60dB/dec adalah gabungan rangkaian LPF
-40dB/dec dengan diseri LPF -20dB/dec seperti pada gambar 223.
Rangkaian
High Pass Filter (HPF) adalah rangkaian yang
dapat melewatkan frekuensi diatas frekuensi cut-off (wc).
Rangkaian High Pass Filter ada 3 macam yang masing-masing rangkaian berbeda
dalam hal kemiringan respon ACL
vs w seperti gambar 225.
3.1
HPF +20 dB/dec
Adapun rangkaian HPF
+20dB/dec adalah seperti pada gambar 226. Dari rangkaian terlihat bahwa sinyal
input diserikan dengan kapasitor C sehingga sinyal input yang berfrekuensi
diatas frekuensi cut-off akan dilewatkan dan sebaliknya dibawah frekuensi
cut-off akan diredam atau dilemahkan. Pelemahan terjadi karena reaktansi XC
akan semakin besar apabila frekuensi semakin kecil seperti hubungan berikut.
Apabila sinyal input
semakin diperbesar frekuensi-nya maka tegangan di titik A dari gambar rangkaian
HPF +20 dB/dec akan semakin besar atau mendekati besarnya Vi (ACL ≈
1).
3.2
HPF +40 dB/dec
Adapun rangkaian HPF
+40dB/dec adalah seperti pada gambar 228.
Untuk menurunkan
rumus ACL –nya maka tentukan dahulu tegangan di titik A dan tegangan di titik B.
Dimana ACL
dibuat menjadi
dan nilai a dibuat
menjadi sama dengan satu.
Langkah pertama,
misalkan memakai op-amp ideal maka Ed=0 sehingga Vo = VB.
Gunakan hukum
khirchoff arus untuk mencari tegangan di titik A, dimana:
I3 = I4
3.3 HPF +60 dB/dec
Rangkaian HPF +60dB/dec adalah gabungan rangkaian HPF +40dB/dec
dengan diseri HPF +20dB/dec seperti pada gambar 230.
Rangkaian
Band Pass Filter (BPF) adalah rangkaian yang
dapat melewatkan frekuensi antara
wl s/d wh dan sebaliknya meredam frekuensi diluar
lebar pita (BandWidth) tersebut, seperti ditunjukkan respon BPF pada grafik ACL vs w gambar
232.
Untuk
menurunkan rumus ACL BPF maka digunakan hukum Kirchoff dimana arus
masuk sama dengan arus keluar pada titik A.
Rangkaian Band Stop Filter (BSF)
adalah rangkaian yang responnya
kebalikan dari respon rangkaian BPF dimana dapat meredam frekuensi antara wl s/d wh dan
sebaliknya melewatkan frekuensi diluar lebar pita (BandWidth) tersebut, seperti
ditunjukkan respon BSF pada grafik ACL
vs w gambar 235.
Adapun
rangkaian BSF adalah seperti pada gambar 236. Untuk menurunkan rumus ACL BSF
sama caranya seperti BPF yaitu digunakan hukum Kirchoff dimana arus masuk sama
dengan arus keluar pada titik A, B, dan C.
Rangkaian gambar 174 pada dasarnya adalah
rangkaian amplifier karena memakai feedback negatif tetapi rangkaian filter ACL
–nya sama dengan satu (Acl=1, butterworth filter). Untuk mendapatkan rumus ACL
dari rangkaian gambar 174 maka dimulai dengan mencari tegangan di titik B atau
C. Misalkan memakai op-amp ideal dimana syaratnya Ed = 0 sehingga VB
= VC. Lalu dilanjutkan dengan mencari tegangan di titik A
DAFTAR PUSTAKA
1.
Boylestad,
R. and Nashelsky, L., 1999, “Electronic Devices and Circuit Theory”, Prentice Hall, New
Jersey.
2.
Hayt,
W. H. and Neudeck, G. W., “Electronic
Circuit Analysis and Design”, Houghton Mifflin Company, Boston.
3.
Coughlin,
R. F. and Driscoll F. F., 1985, “Operational
Amplifiers and Linear Integrated Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
4.
Paynter,
R. T.,1997, ”Introductory Electronic
Devices and Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
5.
Malvino, 1985, “
Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor: Pangantar Transistor dan Rangkaian
Terpadu”, Penerbit Erlangga.
6.
Mike Tooley, 2002, “
Rangkain Elektronika: Prinsip dan Aplikasi”, Penerbit Erlangga
7. Darwison, 2008, “Diktat Elektronika Analog”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
8. Darwison, 2010, “Diktat Dasar Elektronika”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
9.
Darwison, 2010, “Panduan Praktikum Dasar Elektronika Digital”, Teknik Elektro
– Unand, Padang.